
Wilting Rose
Wilting Rose adalah film drama psikologis yang menyentuh, dengan narasi puitis dan sinematografi yang atmosferik. Melalui perjalanan batin Alia, film ini mengajak penonton merenungkan tentang duka, penebusan, dan harapan. Sebuah kisah yang menunjukkan bahwa dalam proses meluruh, seseorang bisa menemukan kembali dirinya — seperti mawar yang layu, namun tak pernah kehilangan keindahannya.
Di tengah lanskap kota yang kian dingin dan tak berperasaan, Wilting Rose mengikuti kisah seorang perempuan muda bernama Alia, seorang penulis novel yang tengah berjuang menghadapi tekanan hidup dan trauma masa lalu. Sejak kehilangan ibunya dalam tragedi yang misterius, Alia merasa kehilangan arah dan makna hidup. Hari-harinya diisi dengan rutinitas monoton dan malam-malam panjang yang dipenuhi mimpi buruk. Satu-satunya pelarian adalah taman tua di pinggiran kota, tempat ia menemukan ketenangan di antara bunga-bunga yang perlahan layu — terutama satu mawar putih yang menjadi simbol harapannya.
Suatu hari, Alia bertemu dengan Raka, seorang seniman jalanan yang tampak menyimpan rahasia besar. Pertemuan mereka terasa kebetulan, tapi perlahan terungkap bahwa ada benang merah yang mengikat masa lalu keduanya. Bersama, mereka mulai menyusuri jejak kenangan dan luka lama, sembari menemukan kembali makna keindahan, kehilangan, dan cinta yang tumbuh dari kehancuran. Keduanya menjalin hubungan yang rumit — antara ketertarikan dan ketakutan akan kembali terluka.
Namun, ketika Raka menghilang secara misterius dan taman tempat mereka biasa bertemu terancam digusur, Alia terpaksa menghadapi kebenaran yang selama ini ia tolak. Di balik keteduhan taman dan senyum Raka, tersimpan kenyataan pahit tentang masa lalu ibunya dan peran Raka dalam tragedi itu. Alia harus memilih: membiarkan luka lama terus membekapnya, atau memaafkan dan melangkah ke depan dengan kesadaran bahwa bahkan bunga yang layu pun bisa menjadi bagian dari keindahan yang lebih besar.
0 Comments