Tornado (2025) mengisahkan sekelompok peneliti cuaca yang tergabung dalam tim “Storm Chaser” yang berambisi menciptakan teknologi baru untuk memprediksi jalur angin puting beliung dengan lebih akurat. Dipimpin oleh seorang ilmuwan muda bernama Dr. Maya Hartono, tim ini melakukan ekspedisi berbahaya ke wilayah “Tornado Alley,” sebuah kawasan di Amerika Serikat yang dikenal sebagai jalur paling rawan badai mematikan. Misi mereka bukan hanya demi sains, tapi juga untuk menyelamatkan ribuan nyawa yang terancam setiap tahunnya.

Namun, apa yang awalnya terlihat sebagai penelitian terencana berubah menjadi mimpi buruk ketika serangkaian tornado kategori tinggi muncul secara bersamaan, lebih dahsyat dari yang pernah tercatat sebelumnya. Kota-kota kecil hancur, listrik padam, dan komunikasi lumpuh total. Maya dan timnya harus berpacu dengan waktu di tengah bencana untuk menanamkan sensor canggih, meski itu berarti menghadapi badai dari jarak yang sangat dekat.

Konflik semakin dalam ketika Maya menyadari bahwa fenomena ekstrem ini bukan sekadar bencana alam biasa. Ada indikasi bahwa perubahan iklim dan ulah manusia memperburuk kekuatan badai hingga mencapai level yang belum pernah ada sebelumnya. Dilema pun muncul: antara menyelesaikan misi ilmiah yang berisiko besar atau menyelamatkan warga yang terjebak dalam pusaran maut.

Tornado adalah film bencana penuh ketegangan yang memadukan aksi menegangkan, drama manusia, dan pesan lingkungan yang kuat. Dengan visual badai raksasa yang mencekam serta cerita yang menyentuh tentang keberanian dan pengorbanan, film ini mengingatkan bahwa alam memiliki kekuatan dahsyat yang tidak bisa diremehkan. Di balik teror tornado, tersimpan pula kisah tentang harapan dan daya juang manusia untuk bertahan hidup.