They Call Him OG

They Call Him OG (2025) Film dibuka dengan kisah pembantaian besar di Jepang pada tahun 1970‐an, di mana sekolah samurai diserang oleh kelompok yakuza dan hampir seluruh muridnya tewas. Satu orang yang selamat adalah Ojas Gambheera, yang kemudian naik kapal menuju Bombay dengan identitas baru — dan di kapal itulah ia bertemu dua pengusaha yang sedang mengangkut emas besar menuju pembangunan pelabuhan pribadi.

Ojas Gambheera bergabung dengan sosok pengusaha yang dikenal sebagai Satyanarayana “Satya Dada” — yang mempercayakan Gambheera untuk menjaga proyek pelabuhan mereka di Bombay. Namun hubungan ini segera terguncang oleh pengkhianatan ketika mantan mitra Satya Dada, Vardhaman Mirajkar, berambisi mengambil alih pelabuhan melalui kekerasan dan politik. Perseteruan lama ini kemudian memuncak dalam konflik besar yang membentang hingga dekade berikutnya.

Pada tahun 1993 konflik kembali memuncak — saat putra Mirajkar, Jimmy, mencoba menyelundupkan kontainer RDX melalui pelabuhan milik Satya Dada. Saat inspeksi, putra Satya Dada, Pardhu, tertembak dan tewas dalam baku tembak dengan anak buah Jimmy. Insiden ini memicu pergolakan internal, dendam turun-temurun, dan membawa Gambheera kembali ke medan perang — bukan hanya sebagai pengawal, tetapi sebagai penegak keadilan dalam dunia kriminal yang brutal.

Gambheera yang dulunya menghilang dari dunia bawah Bombay, muncul kembali sebagai figur “OG” — legenda yang ditakuti dan dihormati. Dengan gaya samurai yang khas, ia menghadapi musuh yang kuat, menguak pengkhianatan lama, dan mempertaruhkan semua demi menegakkan tatanan yang ia yakini benar. Film ini menampilkan aksi tinggi, pertarungan brutal, dan pengkhianatan yang telah lama tertanam, lewat latar waktu yang bergeser dari 1970-an ke 1990-an, serta memperlihatkan bahwa keadilan dalam dunia mereka tidak pernah simpel.

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *