The Four Bad Boys and Me (2025) Candice Gonzalez adalah seorang gadis pemalu, kutu buku, dan sering merasa tak terlihat di sekolah. Kehidupannya yang monoton berubah drastis ketika ia secara tak sengaja bertemu dengan sekelompok empat “bad boys” yang ditakuti banyak siswa. Meski pada awalnya Candice merasa kesal dan risih dengan kehadiran mereka, khususnya karena tingkah mereka yang nyaris selalu mengganggu, kehadiran mereka justru menjadi pemicu perubahan besar dalam hidupnya.

Di antara empat bad boys tersebut, satu sosok menarik perhatian Candice lebih dari yang lain: Marky—pria memesona, berbakat, dan sangat charming. Candice tak mampu menahan rasa kagumnya, dan lambat laun hatinya mulai tertambat pada sosok yang ia anggap sebagai “pangeran tampan” itu. Namun, keindahan kisah ini langsung diuji oleh intensitas dinamika antar karakter.

Masalah muncul ketika Candice tak hanya berseteru dengan empat bad boys, namun juga kerap menjadi sasaran bully, terutama dari Jeydon—anggota kelompok yang paling angkuh sekaligus playboy. Interaksi Candice dengan keempat lelaki tersebut disertai ketegangan, konflik emosional, hingga momen-momen mengharukan yang menunjukkan sisi rapuh dan manusiawi masing-masing. Situasi itu menimbulkan tanya besar: mampukah Candice mendapatkan “happy ending” bersama Marky walau hidupnya semakin rumit karena ulah empat bad boys tersebut?

Secara keseluruhan, The Four Bad Boys and Me bercerita tentang bagaimana seorang gadis biasa yang merasa tidak istimewa, menemukan kekuatan baru lewat hubungan yang tak terduga dengan empat pemuda bermasalah. Ini adalah kisah tentang keberanian untuk mencintai, menantang stereotip “nerd vs bad boy”, dan mencari tempat untuk diterima—baik di sekolah maupun di hati seseorang yang dulu dianggap mustahil untuk dijangkau. Radikal dan penuh kilau romantis, kisah ini menawarkan campuran emosi dan harapan yang relevan dengan pencarian jati diri remaja.