The A-Frame
The A-Frame (2024) Donna adalah seorang pianis berbakat yang hidupnya berubah drastis ketika didiagnosis menderita kanker tulang (osteosarkom) di tangannya. Dokter menyarankan amputasi sebagai cara untuk mencegah penyebaran kanker, tetapi itu berarti ia mungkin tidak lagi bisa bermain piano. Ketakutan, depresi, dan kehilangan atas impiannya membuat Donna mencari alternatif lain yang bisa menyelamatkan baik tangannya maupun karier seninya.
Saat dalam keputusasaan, Donna diperkenalkan kepada Sam, seorang ilmuwan fisika kuantum misterius yang mengklaim memiliki mesin yang membuka terowongan ke alam semesta sub‑atom. Melalui eksperimennya pada tikus, Sam menemukan sebuah kemungkinan pengobatan kanker yang cukup revolusioner: pengangkutan materi biologis antar‑dimensi (atau ke alam semesta subkuantum) yang tampaknya bisa menghilangkan kanker tanpa amputasi.
Awalnya Donna skeptis, tetapi ketika alternatif tampak jauh lebih baik dibanding amputasi, dia memutuskan mengambil risiko dan ikut dalam percobaan manusia dengan metode tersebut. Semula hasilnya tampak menjanjikan: kanker tampak lenyap, tangannya tetap utuh, dan hidupnya punya harapan kembali. Namun seiring berjalannya waktu, batas antara terapeutik dan eksperimental makin kabur. Kepentingan ilmiah, etika, dan ambisi manusia mulai berbenturan, dan konsekuensi dari memanipulasi alam semesta sub‑atom mulai muncul—tidak semuanya dapat dikendalikan maupun diprediksi.
Pada klimaks cerita, keputusan Donna dan Sam menghadapi ultimatum antara keselamatan pribadi dan pengorbanan moral. Bagaimana jika metode “ajaib” itu memiliki efek samping yang mengerikan? Seberapa jauh seseorang harus mempertaruhkan integritasnya agar bisa mempertahankan identitasnya—dalam kasus Donna, sebagai musisi yang menggantung harapan pada kemampuan fisiknya? The A‑Frame menyajikan kombinasi horor tubuh, sci‑fi eksperimental, dan tragedi manusia yang menggugah: bukan sekadar tentang penyembuhan, tetapi tentang apa yang terjadi ketika manusia mencoba melampaui batas logika dan moralitas demi keajaiban.

0 Comments