Suryapet Junction
Suryapet Junction adalah film berbahasa Telugu yang bergenre drama aksi, disutradarai oleh Rajesh Nadendla dan diproduksi oleh Yoga Lakshmi Art Creations. Cerita berpusat pada sekelompok mahasiswa teknik—Arjun, Lakshman, Bhasha, Harish, dan Surya—yang tinggal bersama di asrama kampus. Mereka mengandalkan beasiswa dan fasilitas gratis dari pemerintah, sehingga hidup mereka terasa ringan dan penuh kebebasan akademis.
Di sisi lain, Narasimha adalah politisi ambisius yang bercita-cita menjadi MLA selama tiga periode. Untuk mencapai tujuannya, ia menjalankan jaringan sindikasi lokal yang penuh kekerasan dan intimidasi, dengan Karna sebagai eksekutornya. Siapa pun yang menghalangi Narasimha akan berhadapan dengan Karna, yang tak segan membunuh dan membuang jenazah ke sebuah sumur tersembunyi.
Kehidupan Arjun yang awalnya penuh tawa dan hiburan berubah drastis ketika salah seorang teman dekatnya, Lakshman, menjadi korban dari aksi arogan Narasimha. Kematian itu mengguncang Arjun, membuatnya melihat bahwa fasilitas gratis dan kemudahan tak selalu memberi keamanan atau kebebasan sejati. Di waktu yang sama, Jyothi—anak perempuan dari seorang mantan militer yang tewas, dan yang mengelola kantin dekat kampus—masuk ke dalam kehidupan Arjun, membawa unsur romantis sekaligus menunjukkan realitas sosial yang tak bisa diabaikan.
Merasa bahwa kematian teman dan ketidakadilan yang dialaminya tak bisa dibiarkan begitu saja, Arjun mulai menyusun langkah tolak-balik terhadap kekuasaan Narasimha dan Karna. Ia menggalang teman-temannya, menghadapi tantangan akademik (termasuk membersihkan nilai-nilai yang tertunda), serta berusaha menegakkan kebenaran meski dengan risiko besar. Dalam klimaksnya, Narasimha dan Karna pada akhirnya mengalami balasan atas perbuatan mereka—termasuk nasib yang terkait dengan sumur tempat mereka membuang korban. Kisah diakhiri dengan catatan harapan: setelah segala konflik, Arjun dan Jyothi mulai membuka lembaran baru, menandakan bahwa perubahan dan keadilan bisa terjadi ketika seseorang berkata cukup.

0 Comments