Straw

Straw Janiyah Wiltkinson adalah seorang ibu tunggal yang tinggal di apartemen bobrok bersama putrinya yang sering sakit, Aria. Di pagi hari yang penuh tekanan, Janiyah menghadapi ancaman penggusuran, cibiran dari guru sekolah anaknya karena tidak mampu membayar uang makan, dan perlakuan tak manusiawi dari atasan di tempat kerjanya. Dalam rentetan kemalangan tersebut, kesabarannya terkikis dan hari yang dimulai dengan harapan justru berakhir dalam kekacauan.

Setelah diusir dari apartemen, kehilangan pekerjaan, dan dituduh tak becus menjaga anaknya, Janiyah melawan hingga situasi memuncak saat terjadi perampokan di supermarket tempat ia bekerja. Dalam kekacauan itu, ia tak sengaja menembak perampok—kemudian juga penjualnya—sebelum melarikan diri dengan uang gajinya yang dicoreti darah. Dalam bungkam, ia berjalan ke bank untuk mencairkan cek tersebut, dan situasi yang awalnya sederhana berubah menjadi permintaan uang yang berlangsung tegang.

Di dalam bank, Janiyah menghadapi diskriminasi saat petugas menolak mencairkan cek tanpa identifikasi. Ia mengeluarkan senjata dan secara tidak sengaja memicu alarm diam. Bank manager, Nicole (Sherri Shepherd), mengenali Janiyah dan mencoba menenangkannya, sementara Detektif Raymond (Teyana Taylor), yang juga seorang ibu tunggal, memimpin negosiasi. Di tengah krisis ini, muncul dukungan publik yang membanjiri luar bank—semua ini turut dipengaruhi oleh tindakan Janiyah yang hadir secara tidak sengaja di sorotan media saat livestreaming berlangsung.

Tiba-tiba, Janiyah menerima panggilan dari ibunya yang mengabarkan bahwa putrinya, Aria, telah meninggal semalam sebelumnya akibat kejang. Sepanjang hari, Janiyah telah hidup dalam ilusi, berteman dengan bayangan Aria dan membiarkan psikosisnya menggantikan kenyataan. Di tengah intensitas standoff, ia “diculik” oleh FBI—tapi itu hanyalah halusinasi. Akhirnya, di dunia nyata, Janiyah menyerah dengan tenang; disambut oleh detektif yang bijak, seorang bank manager yang setia, dan massa yang bersimpati. Di balik kehancuran, terselip harapan—tentang belas kasih, ketangguhan, dan kesempatan untuk kembali membangun dari reruntuhan emosional.

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *