Squad 36
Squad 36 (2025) Antoine Cerda, seorang komandan polisi di unit prestisius BRI (Brigade Recherche et Intervention), mengalami penurunan jabatan setelah mendapat sanksi dari badan pengawas internal kepolisian. Mutasi tersebut membawanya ke unit BAC (Brigade Anti‑Crime), sebuah divisi yang dianggap “hukuman” karena dianggap kurang prestise dan lebih banyak mendapat tugas yang kurang diinginkan.
Sebelas bulan setelah pemindahannya, tragedi menimpa rekan‑rekannya di unit lama: dua anggota BRI tewas dalam kurun waktu 24 jam, dan satu lagi menghilang secara misterius. Antoine, meskipun ditekan agar tidak mencampuri urusan unit lamanya, memutuskan untuk melakukan penyelidikan pribadi. Ia merasa ada sesuatu yang salah — tidak hanya tindakan kriminal eksternal, tetapi juga kemungkinan ada korupsi atau konspirasi di dalam tubuh kepolisian sendiri.
Penyelidikan Antoine membawanya ke dalam konflik antar unit kepolisian, di mana loyalitas, kepercayaan, dan kebenaran diuji. Ia harus menghadapi berbagai rintangan: atasan yang enggan membuka suara, rekan yang mungkin terlibat, kekerasan serta tekanan moral yang semakin besar. Di tengah ketegangan yang makin memuncak, ia menyadari bahwa musuhnya mungkin lebih dekat daripada yang pernah ia kira — bukan hanya dari luar, tetapi juga dari dalam institusi yang selama ini ia hormati.
Pada klimaksnya, Antoine harus memilih antara mengejar kasus ini sampai ke akar atau mempertahankan keselamatan dirinya dan orang‑orang yang dekat dengannya. Konflik internal kepolisian dan ancaman terhadap nyawa membuat tekanan semakin besar. Squad 36 menutup cerita dengan beberapa pengungkapan penting yang memaksa Antoine menghadapi realitas bahwa dalam dunia kepolisian, batas antara benar dan salah bisa sangat kabur — bahwa terkadang, musuh terbesar bukanlah yang bersembunyi di balik kriminal eksternal, melainkan dalam kelemahan sistem dan ketidakjujuran rekan sendiri.

0 Comments