Restless

Restless (2025) mengisahkan Nicky, seorang perawat paruh baya yang hidupnya mulai kehilangan arah setelah anak semata wayangnya pindah ke universitas dan kedua orang tuanya meninggal dunia. Dalam kesepian yang perlahan ia peluk sebagai rutinitas, Nicky mencoba menjaga kewarasannya dengan kegiatan sederhana seperti bermain musik klasik, yoga, dan memanggang. Hidupnya yang sunyi dan tertata mendadak terguncang ketika seorang tetangga baru, Deano, pindah ke rumah sebelah.

Deano, seorang pria muda yang gemar berpesta dan bersikap tak peduli pada lingkungan sekitar, dengan cepat menjadi sumber kekacauan. Musik keras yang bergema sepanjang malam, pesta liar, dan teriakan yang mengganggu membuat Nicky merasa terjebak dalam mimpi buruk yang terus berulang. Upaya demi upaya ia tempuh—dari meminta bantuan petugas lingkungan hingga melaporkan ke pihak berwenang—namun tak satu pun membuahkan hasil nyata.

Seiring waktu, ketegangan yang tak kunjung reda membuat batas antara kesabaran dan kemarahan dalam diri Nicky mulai kabur. Tekanan psikologis yang dialaminya memuncak menjadi obsesi terhadap Deano, memaksa Nicky untuk melakukan tindakan-tindakan ekstrem demi merebut kembali ketenangan yang dulu ia miliki. Konflik yang semula terlihat seperti sekadar gangguan lingkungan perlahan berubah menjadi pertarungan mental yang penuh manipulasi, paranoia, dan kehilangan kontrol.

Dengan suasana mencekam yang dibangun secara perlahan namun pasti, Restless menyuguhkan potret psikologis mendalam tentang bagaimana tekanan sosial kecil dapat meledak menjadi krisis besar. Film ini tidak hanya menyoroti dinamika antara dua individu yang sangat berbeda, tetapi juga mempertanyakan batas moral seseorang ketika sistem gagal melindungi. Sebuah thriller yang sunyi namun mengguncang, Restless membawa penonton menyelami kegelisahan batin yang bisa terjadi pada siapa saja—bahkan di rumah mereka sendiri.

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *