
Red Sonja
Red Sonja (Matilda Lutz) adalah seorang pemburu barbar dari suku Hyrkania yang panik ketika desanya dihancurkan oleh perampok, memaksanya melarikan diri ke hutan yang penuh misteri dan suku yang terpecah belah. Seiring tumbuh dewasa, Sonja bersatu dengan alam dan menyembah dewi hutan Ashera, sambil terus mencari sisa anggota sukunya. Ketika ia menemukan sekelompok tentara yang memburu hewan eksotis demi pertarungan gladiator di istana kekaisaran, Sonja membalas dendam pada kekejaman itu—tetapi justru ditangkap dan dibawa sebagai tawanan dalam permainan brutal tersebut.
Di arena gladiator, Sonja dipaksa bertarung demi hidupnya. Di sinilah ia menunjukkan keberanian dan kemampuannya melampaui sekadar bertahan—ia mulai membangun ikatan dengan sesama tawanan dan merancang pemberontakan. Di saat itu juga, terungkap bahwa kekaisar Dragan (Robert Sheehan) sedang mengincar halaman kedua dari “Buku Rahasia” kuno, yang bisa memberinya kekuatan untuk mendominasi dunia dengan teknologi arcane.
Selama pemberontakan, Sonja memimpin sekelompok pejuang tak terduga—sebuah “army of outcasts”—untuk melawan Dragan dan pasukannya. Ia juga berseteru dengan Dark Annisia (Wallis Day), sekutu kejam Dragan yang terus dihantui bayangan orang-orang yang pernah dia bunuh. Konflik ini bukan sekadar pertarungan fisik, melainkan juga pertempuran batin yang menghadirkan kedalaman emosional di antara karakter-karakternya.
Cerita filsafat Sonja tidak hanya soal bertarung, tetapi juga soal pembebasan—dari perbudakan, dari trauma, dan dari tirani. Meskipun film ini diproduksi dengan anggaran terbatas dan CGI yang tidak selalu konsisten secara visual, sinematografi hutan yang mistis dan perbedaan antara lingkungan alam dan kota kekaisaran berhasil memperkuat atmosfer mitologisnya. Eksekusi karakter oleh Lutz—yang menampilkan keseimbangan antara kekuatan dan kerentanan—menjadikan film ini terasa seperti pembukaan sebuah saga yang berpotensi berkembang jadi waralaba baru meski dengan banyak ruang perbaikan.
0 Comments