
My Oxford Year
My Oxford Year (2025) Anna De La Vega (Sofia Carson) adalah seorang muda penuh ambisi dari Amerika yang memutuskan menunda tawaran pekerjaan bergengsi di Goldman Sachs untuk mengejar mimpinya: belajar puisi di Universitas Oxford selama satu tahun. Ia tiba di kota pelajar ikonis itu dengan tujuan hidup yang sudah direncanakan rapi—sampai bertemu Jamie Davenport (Corey Mylchreest), ajudan pengajar puisi yang karismatik dan menawan. Pertemuan mereka bukan cinta pada pandangan pertama, tetapi perdebatan dan kecanggungan yang perlahan berubah menjadi daya tarik intelektual dan emosional. Iain Morris, sutradara dengan latar belakang komedi seperti The Inbetweeners, berhasil mengemas My Oxford Year sebagai romansa modern yang sederhana namun beragam makna, serta dirilis via Netflix tanggal 1 Agustus 2025. (Sutradara dan ringkasan film.
Anna dan Jamie bertemu dalam ruang tutorial puisi, sebuah momen yang awalnya penuh ketegangan—dari keluhan Anna soal makanan yang tumpah hingga Jamie yang terdengar sinis tentang cinta. Namun ironisnya, itulah titik awal kerja sama yang tumbuh: diskusi puisi Emily Dickinson, diskusi sastra praktek, karaoke malam di pub kota, serta pembalasan dendam romantis sambil mengeluh tentang “cake bomb” panggilan Jamie ke mahasiswanya sebagai hadiah di kelas. Suara hati dan barisan bait puisi memperpendek jarak keduanya, menciptakan dasar hubungan yang ringan tapi berarti. Saat bentang jalan Oxford mulai terasa seperti rumah kedua mereka, kisah cinta itu berubah dari sekadar liburan emosional menjadi perjalanan hati yang menentukan. (Kehidupan di Oxford dan romansa kedua tokoh.
Konflik cerita mencapai puncaknya saat Anna secara tidak sengaja menemukan rahasia tersembunyi Jamie: ia menderita kanker genetik langka, yang juga menewaskan sang kakak. Jamie memutuskan berhenti menjalani pengobatan, memilih “biarkan hati berjalan alami” demi melindungi orang yang dicintainya dari rasa sakit. Anna hancur, tetapi justru jatuh makin dekat—walau dengan harga pengorbanan besar: ia rela meninggalkan karier mapan di AS demi waktu yang tersisa bersama Jamie. Konflik memuncak saat Jamie marah karena Anna ingin membuang masa depan demi dirinya, memaksa Anna menjelaskan bahwa cinta bukan bentuk ego, melainkan makna waktu yang disyukuri. (Tentang rahasia Jamie & keputusan Anna.
Dalam adegan klimaks, Jamie jadi lemah karena pneumonia kritis dan menolak perawatan medis—pada akhirnya, Jamie meninggal secara insonor, namun dampak emosionalnya kuat mengubah jiwa Anna. Seketika kisah cinta ini tak hanya soal berdua: Anna memaknai setiap saat yang tersisa dan mewujudkan mimpi perjalanan-puisi-Eropa yang sempat direncanakan bersama. Penonton digiring melihat Anna mengeksplorasi kota-kota seperti Paris, Venice, dan Amsterdam—bersama Jamie secara imajinatif, lalu sendirian—mengirim pesan bahwa kehilangan tak diukur dari waktu, tapi kenangan yang pernah dikudang bersama. Film berakhir saat Anna kembali ke Oxford sebagai pengajar puisi: menyampaikan sama persis hadiahnya, “cake bomb dan ujian, tapi hidup dijalani penuh,” berbagi kehidupan yang dipengaruhi Jamie. Ini bukan cerita romansa biasa: ini perayaan hidup yang dibantu oleh cinta, kehilangan, dan keberanian untuk menjadi utuh.
0 Comments