video-section-banner-image

Sarkeet

Sarkeet (2025) Pasangan suami istri, Balu dan Steffi, hidup di Uni Emirat Arab sebagai pekerja migran asal Kerala, India. Mereka memiliki seorang putra kecil bernama Jeppu yang didiagnosis dengan ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder). Keseharian mereka penuh dinamika: antara usaha memenuhi kebutuhan hidup di negeri orang, menjaga keharmonisan keluarga, dan berusaha memahami serta mendidik Jeppu yang enerjik dan sering kali sulit dikendalikan. Steffi dan Balu sering merasa kelelahan emosional, karena tuntutan pekerjaan, tekanan sosial di lingkungan migran, dan rasa bersalah yang muncul ketika Jeppu menunjukkan perilaku yang dianggap “aneh” oleh orang luar. Di sisi lain, ada Ameer, seorang pemuda yang sedang mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih stabil. Ameer berada dalam fase hidup yang tidak mudah: keterbatasan peluang, hidup jauh dari keluarga, dan pergulatan batin tentang makna kesuksesan serta identitas di tanah asing. Suatu malam, lewat serangkaian kejadian kebetulan, Ameer bertemu Jeppu dan keluarganya. Pertemuan ini muncul dari kebutuhan Ameer akan pekerjaan dan kesempatan—dengan sebuah tawaran kecil membantu keluarga menyibukkan Jeppu agar orang tua bisa fokus bekerja, sambil menjaga agar Jeppu tetap sibuk dan aman. Pertemuan singkat tersebut membuka jalan bagi hubungan tak terduga antara Ameer dan Jeppu. Sebagai orang luar yang awalnya hanya ingin bekerja untuk bertahan hidup, Ameer mulai memahami keistimewaan anak tersebut—bukan sebagai “beban”, tetapi sebagai seseorang yang butuh perhatian, empati, dan dukungan. Di waktu yang sama, Balu dan Steffi melihat sesuatu dalam diri Ameer: bukan hanya keterampilan praktis membantu mereka, tapi juga ketulusan yang mampu meredakan ketegangan dalam keluarga mereka. Melalui interaksi harian, perbuatan kecil, dan percakapan yang jujur, mereka menghadapi konflik internal yang lama: perbedaan harapan, rasa malu, ketidakpastian, dan keinginan agar Jeppu diterima sebagaimana dirinya. Di akhir cerita, film ini membawa kita pada sebuah momen refleksi dan harapan. Ameer bukan sekadar membantu keluarga itu melewati satu malam, melainkan menjadi katalis bagi perubahan dalam cara mereka menjalani kehidupan—meruntuhkan stigma, membangun solidaritas, dan memperbaiki hubungan antar anggota keluarga. Walau tak semua masalah teratasi sempurna, Sarkeet menekankan bahwa dalam ketidakpastian dan kesulitan, empati dan kehadiran satu sama lain bisa menjadi tonggak yang kuat. Film ini meninggalkan pesan bahwa keluarga, kejujuran emosional, dan hubungan manusia—meski dibatasi oleh jarak, budaya, atau perbedaan—bisa menyembuhkan dan memberi kekuatan baru. Untuk Film Yang Dideskripsikan Diatas Hanya Bisa Ditonton Di Filmpure21

  • 2025
  • 2h : 3m
  • 16 views
  • 7
  • অসমীয়া
Not Rated Yet
Add Review

You have to Sign In to share the review