Morgan: Killer Doll

Morgan: Killer Doll adalah film horor-komedi berlatar modern yang disutradarai oleh Jose Prendes dan diproduksi oleh rumah produksi The Asylum—terkenal sebagai pembuat mockbusters, yang sengaja dirilis bersamaan dengan film besar populer lainnya (dalam kasus ini, M3GAN 2.0) Film ini tayang secara digital pada 13 Juni 2025, lalu dirilis secara terbatas di bioskop mulai 20 Juni 2025,Dengan durasi sekitar 1 jam 33 menit, film ini menampilkan Bix Krieger sebagai Darcy, seorang wanita yang diam-diam mencintai sahabat dekatnya, Astrid (diperankan oleh Shelby Wright).

Darcy berusaha merekonstruksi hubungan mereka dengan memberikannya sebuah boneka super-realistik bernama “Morgan”, sekaligus menyatakan cintanya yang tak terbalas. Penolakan dari Astrid membuat Darcy putus asa—membakar dirinya hingga tewas. Di hari setelah pemakamannya, rangkaian pembunuhan aneh mulai terjadi: korban-korban yang terkait dengan masa lalu Astrid ditemukan tewas dengan jejak yang seolah dilakukan oleh boneka hidup tersebut. Para penyintas mulai menyelidiki keterkaitan antara arwah Darcy, kemarahan yang tertahan, dan “Morgan” yang tampaknya menjadi manifestasinya.

Sasaran terbunuhnya bukan hanya sekadar korban acak—tapi mereka yang pernah melukai Darcy secara emosional atau berkaitan erat dengan Astrid. Narasi film menekankan bahwa “jiwa wanita yang kecewa tampaknya terkurung dalam tubuh boneka antik”, dan boneka itu melakukan pembalasan atas luka emosional yang belum sembuh.Tokoh pemeran utama seperti Darcy berkembang menjadi karakter yang kompleks—mulai sebagai korban cinta tak berbalas, lalu berubah menjadi entitas yang menuntut balas dendam secara magis. Klimaks terjadi saat Astrid dan teman-temannya memaksa Morgan menghadapi pengekang akhir: adakah sisa identitas Darcy yang bisa mereka selamatkan?

Ajaran moral film ini sederhana: cinta tanpa pengertian bisa menjadi kutukan emosional yang menularkan grief bahkan setelah kematian. Namun Morgan: Killer Doll sengaja membungkus tema tersebut dalam gaya campy dan satire, yang justru membuat horor terasa lucu sekaligus bodoh dengan cara yang menghibur, khas produksi The Asylum.Meskipun banyak kritikus menyebutnya “begitu buruk hingga menghibur” dan visual serta skripnya tampak seperti proyek sekolah, sineasnya tetap berhasil menciptakan tontonan absurd yang bikin penonton tertawa keras sambil hampir menutup mata karena malu menonton sendirian.Dalam genre killer‑doll, Morgan menjadi pengingat bahwa terkadang, mainkan horor saja tidak cukup—humor gelapnya lah yang membuat film ini “bernyawa”.

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *