
Legend of Ochi
Legend of Ochi (2025) Di sebuah desa terpencil di pulau Carpathia, seorang gadis pemalu bernama Yuri hidup dengan ketakutan terhadap makhluk hutan misterius yang disebut Ochi, sebagaimana diasuh oleh ayahnya, Maxim—seorang pemburu Ochi yang militan. Suatu hari, Yuri menemukan seekor bayi Ochi yang terluka; terdorong oleh rasa belas kasih, ia memutuskan untuk mematahkan tabu dan memulai petualangan untuk mengembalikannya ke habitat aslinya.
Dengan bantuan Ochi yang ia selamatkan, Yuri belajar bahasa unik makhluk itu—laluan komunikasi emosional tanpa kata, lewat melodi dan nuansa suara Perjalanan mereka membawanya melewati berbagai rintangan, menghadirkan hubungan emosional yang berkembang antara manusia dan makhluk lain, serta membuka kembali jalur hubungan dengan ibunya, Dasha, yang memiliki pengetahuan serta ikatan langka dengan dunia Ochi.
Disutradarai oleh Isaiah Saxon dalam debut film panjangnya, film ini menonjol lewat estetika visual berwujud—menggabungkan puppetry, animatronik, dan matte painting, difilmkan di lanskap dramatis Rumania (Apuseni Mountains, Danau Bâlea, Transfăgărășan) demi menciptakan dunia fantasi yang tactile dan memukau. Pendekatan ini mengundang nostalgia terhadap fantasi era 1980‑an, seperti The Dark Crystal atau The NeverEnding Story, dan mencerminkan kehangatan manusiawi di balik seni praktis tanpa didominasi CGI.
Di balik kisah fantasi, The Legend of Ochi menyampaikan tema mendalam tentang keraguan atas kisah yang diturunkan, merajut kembali hubungan keluarga, dan menjembatani jarak antara manusia dan alam lewat empati serta komunikasi—bahkan tanpa kata-kata. Meski alur ceritanya sederhana dan terkadang dipandang kurang emosional oleh beberapa kritikus, gaya visualnya yang penuh tekad dan keindahan praktikal menciptakan pengalaman sinematik yang unik dan menggetarkan jiwa.
0 Comments