
Jaat
Jaat berlatar di sebuah desa pesisir di Andhra Pradesh yang ditindas oleh Ranatunga, mantan buruh yang menemukan harta berupa emas usai kekalahan Tentara Harimau Jaffna di Sri Lanka tahun 2009. Dengan emas tersebut, ia menyuap aparat hingga membangun kekaisaran kejahatan, menebar teror dan kekejaman—termasuk adegan pemenggalan kepala sebagai merek dagangnya. Hidup di bawah kekuasaannya begitu mencekam hingga masyarakat setempat hampir kehilangan harapan.
Kehidupan berubah saat seorang penumpang misterius—dikenal hanya sebagai “Jaat”—berhenti di desa itu karena kereta yang ditumpanginya terganggu. Saat seorang preman menjatuhkan idlinya, ia dengan tegas menuntut permintaan maaf dan tak terima akan perlakuan itu. Tantangannya menarik perhatian Ranatunga, memicu konfrontasi yang berkembang dari sekadar adu fisik hingga pertempuran ide: dominasi melalui ketakutan versus harga diri yang tak tergoyahkan.
Konflik memuncak ketika latar belakang kedua pria ini terkuak. Jaat bukan sekadar pejalan biasa—ia memiliki misi tersembunyi yang melibatkan jaringan kejahatan Ranatunga, dengan benang merah yang tertarik jauh ke masa lalu. Setiap bentrokan tidak hanya soal aksi, tetapi juga tentang pengungkapan kebenaran, dengan setting visual yang kontras antara keindahan pesisir dan kereatan narasi kekejaman.
Aksi puncak Jaat menampilkan bentrokan brutal dengan identitas masa lalu dan motif tersembunyi sebagai pendorong utama klimaks. Film ini sarat dengan dialog berdampak tinggi, adegan darah dan balas dendam yang menegangkan, serta sacaran orkestrasi musik dan visual yang memikat. Meskipun mendapatkan kritikan tentang plot yang kurang inovatif dan penggambaran karakter perempuan yang terbatas, performa Sunny Deol dan Randeep Hooda menjadi sorotan utama—menyuguhkan nostalgia aksi yang solid dan memacu adrenalin
0 Comments