
Ghatikachalam
Ghatikachalam (2025) Kaushik, seorang mahasiswa kedokteran pendiam namun patuh, hidup di bawah ekspektasi tinggi dari ayahnya yang bertekad agar ia menjadi dokter, meski Kaushik sendiri lebih senang memasak dan menyimpan perasaan terhadap teman kuliahnya, Samyuktha. Hari-harinya di kampus lantas berubah drastis setelah insiden misterius: suaranya mulai berubah keras saat melakukan pelajaran dan ia mulai diikuti oleh bisikan samar—seperti menjadi orang lain. Awalnya, Kaushik hanya merasa letih emosional, namun tak lama setelah itu perilakunya mulai acak dan agresif, menakuti teman-teman dan keluarganya di rumah. Semua berawal dari ketidakmampuannya mengekspresikan identitas sejati di bawah tekanan keluarga secara terus-menerus.
Setelah mula-mula hanya muncul dalam bisikan sederhana—seperti menyuruhnya membakar buku pelajaran atau mencari perkelahian—suaranya mulai mengambil kendali penuh. Dalam keadaan ini, keluarga Kaushik kebingungan antara penjelasan ilmiah dan kepercayaan supranatural. Ayah dan ibunya terpecah antara mengorek pendapat dokter hingga memanggil dukun dan tantrik untuk mengusir roh jahat bernama Ghatikachalam. Mereka mulai meragukan apakah ini gangguan psikologis atau benar-benar penghuni lain dari dunia ghaib.
Masuklah Dr. Shraddha, seorang psikiater yang membawa pendekatan ilmiah dan empati. Ia menyelidiki lebih dalam dan akhirnya membongkar seluruh misteri: bisikan itu bukanlah roh, tapi alter ego Kaushik yang lahir dari trauma emosional, obsesi pada kisah kejahatan yang tak terpecahkan, dan tekanan diam-diam yang semakin menumpuk. Nama “Ghatikachalam” ternyata merujuk kepada persona buatan dalam pikiran Kaushik—bukan orang mati, melainkan manifestasi dari kemarahan yang selama ini dikekang. Ini menjadi titik balik naratif, dari kisah ketakutan supernatural ke eksplorasi ketundukan batin manusia.
Klimaks terjadi ketika Kaushik dipaksa menghadapi alter egonya sendiri—apakah ia berhasil mengambil kembali kendali atas pikirannya atau terus dikuasai oleh Ghatikachalam? Film berakhir dengan Kaushik perlahan merebut kembali dirinya sendiri, sementara keluarganya belajar menerima bahwa “musuh” terbesar bukan roh luar, tetapi tekanan internal yang tak pernah diungkap. Ghatikachalam menutup pintu kisah ini dengan menyiratkan bahwa kemenangan sejati bukan soal ritual pengusiran, tetapi keberanian menghadapi trauma, memahami kesehatan mental, dan membebaskan diri dari ekspektasi sosial yang membunuh keinginan sendiri.
0 Comments