Final Destination: Bloodlines (2025), kutukan kematian kembali menghantui generasi baru. Cerita dimulai ketika sekelompok mahasiswa dari berbagai negara berkumpul di New Orleans untuk menghadiri konferensi sejarah keluarga. Salah satu dari mereka, Maya Salazar, mendapat penglihatan mengerikan tentang kecelakaan besar dalam perjalanan kapal wisata menyusuri sungai Mississippi. Ia berhasil meyakinkan beberapa orang untuk turun sebelum kapal benar-benar mengalami bencana tragis — menewaskan puluhan penumpang.

Selamat dari kecelakaan ternyata hanya awal dari teror. Seperti dalam kejadian-kejadian sebelumnya, para penyintas mulai tewas satu per satu dalam rangkaian insiden aneh dan brutal. Kali ini, kematian terasa lebih pribadi dan tak terhindarkan — seolah-olah ada pola yang diwariskan. Maya dan para korban selamat menemukan bahwa semua yang ikut konferensi memiliki ikatan darah dengan korban-korban Final Destination dari generasi sebelumnya. Kutukan ini bukan sekadar kebetulan, melainkan garis keturunan yang dibayangi takdir kelam.

Maya bersama seorang ahli silsilah eksentrik, Dr. Lennox, mencoba melacak akar dari “kutukan” ini — berujung pada penemuan bahwa kematian telah mengikuti silsilah tertentu selama lebih dari satu abad. Mereka berusaha memutus rantai takdir tersebut dengan menggali ritual kuno dan simbol-simbol dari masa lalu, tapi waktu mereka hampir habis. Satu per satu, rekan mereka mati dengan cara yang semakin rumit dan kejam, menunjukkan bahwa kematian kali ini jauh lebih cerdas dan tak terduga.

Final Destination: Bloodlines menghidupkan kembali waralaba ikonik dengan sentuhan baru yang menggabungkan elemen warisan, ketakutan turun-temurun, dan skema kematian yang mengerikan. Dengan adegan-adegan tegang khas seri ini dan atmosfer gelap penuh misteri, film ini tidak hanya mempertanyakan apakah kematian bisa dihindari — tetapi juga apakah ia bisa diwariskan. Sebuah bab baru yang menegangkan dari siklus tanpa akhir: takdir, tipu daya, dan darah.