
Death of a Unicorn
Death of a Unicorn (2025) adalah film horor-komedi yang disutradarai oleh Alex Scharfman dalam debut penyutradaraannya. Film ini dibintangi oleh Paul Rudd dan Jenna Ortega sebagai duo ayah-anak yang terlibat dalam peristiwa luar biasa yang memadukan elemen fantasi, satir sosial, dan kekerasan absurd.
Elliot Kintner (Paul Rudd), seorang pengacara duda, dan putrinya Ridley (Jenna Ortega) melakukan perjalanan ke sebuah vila terpencil milik boss Elliot, Odell Leopold (Richard E. Grant). Di sepanjang jalan, mereka tanpa sengaja menabrak seekor anak unicorn. Setelah Ridley menyentuh cornya dan mengalami penglihatan misterius, Elliot menghentikan penderitaannya dengan memukulnya menggunakan dongkrak ban—menandai awal dari peristiwa aneh dan berdarah yang mengikutinya.
Keluarga Leopold menyadari bahwa darah dan cornu unicorn memiliki kemampuan penyembuhan ajaib—Ridley terbebas dari jerawat dan alergi Elliot hilang seketika. Para ilmuwan milik Leopold kemudian menyintesis serum dari cornu tersebut untuk menyembuhkan penyakit boss Odell. Namun, eksploitasi itu memicu kemarahan orang tua unicorn yang mendatangi lokasi dan mulai membalas dengan kekerasan mematikan terhadap semua pihak yang terlibat.
Sebagai debut fitur Alex Scharfman, film ini menggabungkan elemen dark fantasy, horror gore, dan satir sosial terhadap korporat, terutama industri farmasi dan elit kaya. Tema-tema tentang keserakahan, kesenjangan kasta, dan perlakuan kejam atas makhluk biologi fantastis ditangani lewat visual yang grotesk namun estetis. Adegan yang menonton seperti monster klasik era 1970‑an memberi sensasi nostalgia yang terbalut absurditas.
Dengan durasi sekitar 107 menit, film ini menawarkan ketegangan horor yang dibalut humor gelap, namun sering dikritik karena ketidakseimbangan nada cerita—satirnya tidak selalu tajam, alur terkadang berbelit, dan efek CGI terbatas. Meskipun Jenna Ortega memberikan kilau emosional pada karakter Ridley, dan Will Poulter mencuri perhatian lewat karakter Shepard yang flamboyan, banyak kritik menyebut film ini gagal mencapai potensi maksimal dari konsepnya.
0 Comments