Baban Baban Ban Vampire
Baban Baban Ban Vampire (2025) Pada suatu pemandian umum tradisional Jepang yang dikelola oleh keluarga Tatsuno, tinggal seorang putra tunggal berusia 15 tahun bernama Rihito Tatsuno, yang menjalani kehidupan sehari‑hari tanpa mengetahui rahasia besar yang menyelimutinya. Salah satu pekerja paruh waktu di pemandian itu adalah Ranmaru Mori — seorang vampir berusia lebih dari 450 tahun — yang menyamar sebagai pemuda biasa. Misinya tampak aneh namun terencana: ia mengincar darah seorang perawan usia 18 tahun sebagai “kegemaran tertinggi” bagi dirinya, dan untuk mencapai itu ia harus memastikan bahwa Rihito tetap perawan hingga usia target.
Ketika Rihito mulai memasuki masa pubertas dan mengalami ketertarikan pada teman sekelasnya, keseimbangan yang telah Ranmaru jaga mulai terganggu. Rihito yang polos dan naif tak menyadari bahwa ia berada dalam lingkaran pengawasan supernatural — sementara Ranmaru, yang selama ini tampak dingin dan penuh agenda tersembunyi, harus menghadapi dilema: menjaga misi vampirnya atau mengikuti naluri manusiawi yang mulai muncul. Situasi ini menciptakan kombinasi unik antara komedi absurd, ketegangan romantis, serta konflik batin antara makhluk malam dan manusia muda yang tumbuh.
Tak hanya itu, ancaman lain mulai muncul: guru baru di sekolah Rihito, Umetarō Sakamoto, ternyata adalah pemburu vampir yang tak sengaja mengetahui keberadaan Ranmaru — dan bertekad untuk menghentikan eksistensi makhluk malam di lingkungan pemandian. Konflik pun memuncak karena Ranmaru harus berupaya menutupi identitasnya, melindungi Rihito, dan sekaligus menghadapi tekanan dari luar dan dalam. Komedi situasi, adegan pemandian yang canggung, dan interaksi antar karakter menjadikan film ini jauh dari horor vampir biasa — ia lebih mengarah ke “vampir romantis yang absurd dan lucu”.
Di babak akhir, Rihito harus menghadapi dua dunia sekaligus: kehidupan remaja yang seharusnya bebas dan alami, serta dunia supranatural yang telah membayangi dan mengontrolnya. Sementara itu, Ranmaru juga berada di ujung pilihan: apakah ia akan tetap sebagai pengawas tersembunyi, atau mengakui bahwa terdapat hal‑lebih dari sekadar “mencicip darah” — yaitu hubungan dan tanggung jawab. Film ditutup dengan nuansa terbuka, menyisakan pertanyaan tentang identitas, kebebasan, dan batas antara manusia dan vampir. Dengan gaya visual yang memanfaatkan setting pemandian, humor yang gelap namun ringan, serta romansa yang tak terduga, film ini menyuguhkan pengalaman yang berbeda dari film vampir konvensional.

0 Comments