Ad Vitam

Ad Vitam (2025)  Di masa depan yang nyaris utopis, umat manusia telah menaklukkan kematian biologis melalui teknologi regeneratif yang disebut ReGene. Manusia kini bisa hidup ratusan tahun tanpa penuaan, dan dunia telah berubah menjadi masyarakat stabil namun stagnan. Di tengah kebahagiaan semu itu, Dalia, seorang wanita muda yang lahir secara alami—tanpa ReGene—merasa terasing dalam dunia yang tak mengenal akhir. Baginya, hidup tanpa batas waktu justru kehilangan makna.

Ketika serangkaian aksi teror misterius menargetkan fasilitas ReGene, pemerintah menunjuk Kael, seorang detektif abadi berusia lebih dari 200 tahun, untuk menyelidiki. Dalam prosesnya, Kael bertemu Dalia, satu-satunya saksi mata dari insiden terakhir. Hubungan mereka yang awalnya penuh kecurigaan berubah menjadi pertemanan tak terduga, dan perlahan membuka mata Kael pada pertanyaan yang telah lama ia hindari: apa arti hidup jika kematian tak lagi ada?

Dalia memperkenalkan Kael pada kelompok bawah tanah yang dikenal sebagai Mortem, yang percaya bahwa kehidupan sejati hanya bermakna jika ada akhir. Di tengah konflik antara mereka yang ingin mempertahankan keabadian dan mereka yang ingin mengembalikan siklus alami hidup dan mati, Kael dihadapkan pada pilihan sulit—melindungi sistem yang membuatnya tetap hidup, atau menghancurkannya demi masa depan yang lebih manusiawi.

Ad Vitam (2025) adalah film fiksi ilmiah filosofis yang mendalam, menyuguhkan pertanyaan eksistensial tentang makna hidup, kematian, dan kebebasan memilih. Dengan visual futuristik dan narasi penuh emosi, film ini mengajak penonton merenung: apakah hidup tanpa akhir benar-benar kehidupan yang layak dijalani?

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *