The Cut
The Cut Seorang petinju asal Irlandia yang sudah lama pensiun menjalani kehidupan yang suram setelah kariernya hancur akibat kekalahan telak. Meski pensiun dari ring, bayang-bayang kekalahan itu tetap menghantui — ia menjalankan gym kecil bersama Caitlin, istrinya, melatih pemuda-pemuda, menerima foto kenangan masa lalu, namun tidak mampu melupakan rasa bersalah dan keinginan akan pembalasan diri.
Kesempatan itu muncul lagi ketika seorang promotor tinju menawarkan pertandingan besar di Las Vegas setelah petinju lawan tiba‑tiba mundur. Tapi syaratnya sangat keras: petinju ini harus memangkas berat badannya secara drastis — dari sekitar 186 lbs menjadi maksimal 154 lbs — dalam waktu yang sangat singkat. Tekanan fisik dan mental pun segera membebani: latihan berat, diet ekstrem, dehidrasi, dan metode tak konvensional dari pelatih yang tak segan menuntut lebih dari batas manusia.
Di antara usaha-usaha itu, hubungan dengan Caitlin menjadi semakin renggang karena beban emosional dan fisik yang menumpuk. Pelatih baru, Boz, ikut campur dengan pendekatan yang makin keras dan tak kompromi, memicu pertentangan tentang sampai mana seseorang harus melangkah demi ambisi pertarungan kembali. Kenangan masa lalunya—masa kecil yang berat, rasa bersalah, bahkan momen-momen trauma—semakin sering muncul dalam bentuk kilas balik dan halusinasi, yang membingungkan batas antara realitas dan ilusi.
Akhirnya The Cut menjadi lebih dari sekadar film olahraga. Ia berubah menjadi meditasi kelam tentang apa yang harus dikorbankan seseorang untuk mendapatkan kembali kehormatan, dan seberapa jauh tubuh dan jiwa bisa dijadikan taruhan. Film ini tidak menawarkan kemenangan yang bersih dan bangga, melainkan sebuah kisah yang menyoroti disfungsi, obsesi, dan kerusakan diri — bahwa terkadang yang kita anggap sebagai “kemenangan” justru memicu kehancuran yang lebih besar.

0 Comments