Mother of the Bride

Mother of the Bride (2024) Emma Winslow, yang selama setahun tinggal di London bekerja untuk Discovery Resorts, membuat keputusan besar: dia menerima lamaran dari pacarnya RJ dan mengumumkan bahwa dia akan menikah dalam satu bulan di sebuah resort di Phuket, Thailand. Kabar ini mengejutkan ibunya, Lana, karena bukan cuma karena cepatnya waktu persiapan pernikahan, tapi juga karena Emma mundur dari rencana melanjutkan sekolah atau mencari pekerjaan — malah akan memulai usaha sendiri dan menikah jauh, sambil mendapatkan sponsor besar dari Discovery.

Saat Lana tiba di Thailand bersama sahabatnya dan teman-teman kuliahnya, dia mendapat kejutan lain: RJ ternyata adalah putra dari Will Jackson, mantan pacarnya di kampus Stanford, yang dulu sudah menyakitinya dan lalu “menghilang” begitu saja setelah kelulusan. Momen ini menimbulkan konflik batin pada Lana — antara keinginan mendukung putrinya dan ketakutannya bahwa masa lalu akan terulang, serta keraguan apakah RJ bisa berbeda dari ayahnya.

Di tengah persiapan pernikahan yang dikendalikan sebagian besar oleh sponsor dan pihak resort (termasuk wedding planner), Lana terus merasa tersisih dan dilema. Dia harus menghadapi ketidaknyamanan soal peran yang dia mainkan dalam acara — dari pilihan dress, jadwal, hingga momen-momen yang seharusnya miliknya sebagai ibu tetapi diambil alih oleh branding dan sponsor. Dia juga mulai menerima tawaran kencan dari Lucas, seorang dokter, yang membangkitkan sisi lain dalam dirinya — sisi yang mungkin terlupakan sejak lama.

Pada akhirnya, melalui rangkaian peristiwa — cemburu, salah paham, dan momen emosional dengan masa lalu — Lana dan Will membuka kembali hubungan mereka, berdamai atas kesalahpahaman lama, dan Lana berhasil menetapkan batas: dia akan berpartisipasi dalam pernikahan putrinya tetapi dengan caranya sendiri. Emma pun belajar bahwa hubungan ibu-anak tidak selalu mudah, terutama ketika cinta, pengampunan dan ekspektasi masa lalu ikut meramaikan momen­-momen bahagia. Pernikahan tetap berlangsung, dan meskipun tidak sempurna, banyak hal pulih — Lana menemukan bahwa kesalahan masa lalu tidak harus mendefinisikan masa depannya.

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *