Man with No Past

Man with No Past (2025) Ryder (diperankan oleh Adam Woodward) terbangun di sebuah kota asing dengan kondisi bingung dan luka-luka, tanpa ingatan akan siapa dirinya dan bagaimana ia sampai di tempat itu. Semua yang ia tahu hanyalah bahwa ada hal-hal di tubuhnya—kemampuan fisik dan insting bertahan hidup—yang tampak melebihi orang biasa. Segera setelah bangkit, kekacauan mulai mengikuti: sekelompok orang tampaknya mengenalannya dan menanggap dia sebagai ancaman.

Saat hari-hari berlalu, Ryder mulai menyelidiki kota tersebut lewat petunjuk samar yang ditemukan dalam kilas balik (flashbacks) dan interaksi dengan karakter-karakter lain. Dia bertemu Morgan (Charlotte Vega), seorang pengacara berkomitmen yang memiliki agenda sosial, dan pihak-pihak yang menentang korupsi yang dijalankan oleh Sanborn (Jon Voight), seorang pengusaha kuat yang merancang proyek pembangunan yang kontroversial. Konflik antara kepentingan rakyat dan kekuasaan Sanborn memunculkan ketegangan yang semakin intens.

Semakin Ryder menggali tentang masa lalunya, kilas balik yang dia saksikan semakin sering dan semakin jelas. Ia menyadari bahwa kemampuan dan instingnya bukan hanya akibat dari pengalaman biasa, tetapi ada unsur misterius yang menyelimuti identitas aslinya—bahwa dia pernah berada dalam konflik moral yang besar, melawan kejahatan yang tak hanya terbatas pada satu waktu. Sementara itu, musuh-musuhnya, termasuk Sanborn dan orang-orang yang bekerja untuk kepentingan gelap, mulai merasa terganggu oleh kehadirannya. Banyak pertanyaan muncul: siapa sebenarnya Ryder dulu, dan apa peranannya dalam konflik yang lebih besar?

Di puncak cerita, Ryder akhirnya menghadapi konfrontasi dengan lawan bebuyutannya yang selama ini bekerja dari balik layar, sembari mempertaruhkan apa yang ia pelajari tentang dirinya sendiri. Keputusan-keputusan yang dia buat tidak hanya akan menentukan nasib kota tempat dia terbangun, tetapi juga kenyataan akan identitasnya—apakah ia akan menerima bagian masa lalunya yang kelam atau memilih hidup baru dengan tujuan yang ia pilih sendiri. Konflik moral, pengorbanan, dan pengungkapan kebenaran menjadi inti klimaks, dengan akhir yang mengejutkan sekaligus menggugah, dimana Ryder menyadari bahwa perannya lebih dari sekadar orang yang kehilangan ingatan—ia adalah bagian dari pertempuran antara keadilan dan kekuasaan.

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *