Spinal Tap II: The End Continues (2025) menghadirkan reuni legendaris dari band rock mockumentary paling ikonis, Spinal Tap. Setelah bertahun-tahun vakum dan terpisah karena konflik internal serta masalah pribadi, para anggota band akhirnya bersatu kembali untuk sebuah tur perpisahan yang diklaim benar-benar terakhir. Namun, seperti biasa, perjalanan mereka tidak pernah berjalan mulus, dengan serangkaian kekacauan dan kelucuan khas yang hanya bisa terjadi pada Spinal Tap.

Cerita berfokus pada kembalinya David St. Hubbins, Nigel Tufnel, dan Derek Smalls ke panggung musik. Meski usia sudah tak muda lagi, ego, ambisi, dan gaya hidup rock mereka tetap sama. Persaingan kecil antar anggota, tuntutan industri musik modern, hingga teknologi baru yang membingungkan, menjadi bumbu komedi satir yang segar dan relevan dengan kondisi musik masa kini.

Seiring perjalanan tur internasional yang penuh drama, mereka dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah Spinal Tap masih relevan atau hanya sekadar nostalgia? Jawaban ini muncul melalui interaksi absurd dengan manajer baru, penggemar muda yang tak mengenal mereka, hingga situasi panggung yang berujung pada bencana kocak namun penuh makna.

The End Continues bukan hanya sekadar film parodi musik, tetapi juga refleksi hangat tentang persahabatan, warisan, dan absurditas dunia hiburan. Dengan gaya mockumentary khasnya, film ini menggabungkan tawa, satire, dan sedikit sentuhan emosional, menjadikannya penutup sempurna sekaligus penghormatan untuk band fiksi paling legendaris dalam sejarah perfilman komedi.