Ultimate Mission (2025) Pada tahun 2030, sebuah virus mematikan tiba-tiba meletus di sebuah pulau terpencil di Samudra Pasifik—Asel Island—menciptakan ancaman biokimia global. Sebagai respons terhadap krisis ini, sebuah tim bio-keamanan internasional dikirim ke pulau tersebut. Tiga agen elite ditugaskan untuk menyelesaikan misi penyelamatan yang sangat kritis dengan batas waktu yang ketat, yang akan menentukan nasib umat manusia.

Tiga agen tersebut harus menavigasi medan pulau yang asing dan berbahaya, berhadapan dengan komando militer setempat yang mungkin sudah terinfeksi atau terpapar ancaman. Selain berfokus pada operasi medis dan logistik, mereka juga dihadapkan pada dilema etis—haruskah mereka menyelamatkan warga sipil yang terinfeksi atau menahan dampak virus agar tidak menyebar lebih luas? Keputusan mereka tak hanya menyangkut keberhasilan misi, tetapi juga moralitas atas skala besar.

Di tengah misi penuh tekanan itu, tim menghadapi sabotase yang tidak terduga—baik dari dalam maupun luar organisasi. Ketegangan meningkat ketika mereka menemukan bahwa penyebaran virus bukan murni bencana alami, melainkan ada campur tangan pihak yang mencoba memanfaatkan kekacauan untuk tujuan politik atau ekonomi. Ketidakpastian identitas musuh semakin menciptakan kesan paranoia kolektif dan semakin menegaskan bahwa penyelamatan ini bukan sekadar tugas fisik, tetapi juga pertarungan moral dan strategis.

_ Ultimate Mission_ menyuguhkan kisah yang memadukan aksi, fiksi ilmiah, dan drama moral—dengan ketegangan tinggi di latar masa depan dekat. Film ini digarap oleh sutradara Kenny Tse, dan ramai diperbincangkan sebagai film aksi sci-fi Tiongkok yang dirilis pada 18 Agustus 2025 melalui platform iQiyi. Durasi yang penuh intensitas, kecepatan narasi, dan nuansa konflik antar-kepercayaan menjadikan film ini lebih dari sekadar cerita tentang virus—melainkan refleksi atas kapan pun moral humanisme diuji dalam tekanan ekstrem.