Harvest

Harvest (2025) _ Harvest_ mengikuti kisah sebuah desa tanpa nama yang berada di suatu zaman dan lokasi yang tak terdefinisikan—rumit antara nuansa abad pertengahan dan pascakiamat. Dalam rentang tujuh hari yang halusinogen, warga desa ini secara misterius lenyap, menandai kehancuran tatanan tradisional yang selama ini mereka jalani.

Walter Thirsk (Caleb Landry Jones), seorang mantan pejabat desa yang kini menjadi petani, hidup penuh keterikatan dengan alam—dengan cara yang hampir obsesif. Ia dibayangi oleh Charles Kent (Harry Melling), tuan tanah yang kerap bingung dan tak berdaya, sebagai teman masa kecil yang ikut menyaksikan kehancuran komunitas mereka.

Kehidupan damai desa terguncang oleh hadirnya tiga sosok asing: seorang pemetaan tanah (Quill, dimainkan oleh Arinzé Kene), serta sepasang pengembara yang menjadi kambing hitam atas kematian yang terjadi—salah satunya bahkan dicurigai penyihir. Tiba pula sepupu Charles, Edmund Jordan (Frank Dillane), yang datang bak wujud kapitalisme ganas, berusaha mengklaim wilayah itu dan mempercepat hilangnya tradisi agraris desa.

Visual film ini sarat dengan keindahan alami: kilau ladang panen, pepohonan, dan lanskap pedesaan yang ditangkap lewat 16mm—memberi kesan tak hanya visual tetapi juga tekstural, hingga terasa “harum lembab tanah” dan kebebasan yang memudar oleh kemajuan ekonomi. Dikenal sebagai “nihilist western” yang menolak label folk horror tradisional, film ini menyajikan alegori pedas tentang dispossession (pengusiran secara ekonomi/budaya) dan perlahan-lahan, kisah ini menggugat kita untuk mempertanyakan: apakah modernitas selalu sejalan dengan kemajuan, atau justru tanda kehancuran komunitas dan identitas?

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *