Apocalypse in the Tropics (2025) Directed by Petra Costa, film ini menelusuri perkembangan kekuasaan gerakan Kristen evangelikal di Brazil selama beberapa dekade terakhir. Bermula dari periode setelah Perang Dunia II, saat figur-figur seperti Billy Graham mempopulerkan injil anti-komunis, hingga pertumbuhan pesat jumlah penganut evangelikal dari sekitar 5% menjadi 30% populasi Pendekatan sinematik Costa menggabungkan arsip sejarah, wawancara, dan rekaman lapangan untuk menunjukkan bagaimana agama bertransformasi menjadi kekuatan politik yang menentukan nasib demokrasi Brasil.

Salah satu tokoh sentral dalam dokumenter ini adalah pastor Silas Malafaia—televangelis karismatik yang menjadi “kingmaker” bagi Jair Bolsonaro dengan retorika apokaliptik dan gaya hidup mewahnya Costa mendapatkan akses langka untuk mewawancarai Malafaia, menyaksikan bagaimana ia secara terbuka membela Bolsonaro, menggunakan retorika agama untuk membangun blok suara evangelikal, dan memicu gelombang politik sayap kanan yang kini mengancam prinsip pemisahan gereja dan negara .

Dalam narasi dokumenter muncul dua titik krisis utama: penanganan pandemi COVID-19 oleh Bolsonaro yang dianggap buruk dan penuh kontroversi, serta serangan terhadap gedung pemerintahan Brasilia pada 8 Januari 2023—paralel langsung dengan kerusuhan di Capitol AS  Lewat footage dramatis dan rekaman langsung, Costa menunjukkan bagaimana narasi apokaliptik evangelikal mengkatalisasi ketegangan sosial, disinformasi, dan perpecahan dalam demokrasi muda seperti Brazil.

Film ini juga menyoroti kemenangan comeback Luiz Inácio Lula da Silva pada 2022, yang berupaya merangkul evagelikal dalam upaya stabilisasi politik. Namun kemenangan Lula bukan akhir dari drama: dokumenter menggambarkan ketidakpastian mendalam—akankah demokrasi Brasil bertahan, atau akan ada gelombang baru ekstremisme religius? Costa menutup film ini dengan nada reflektif, mempertanyakan kapan demokrasi bisa berubah menjadi theokrasi, dan mengundang penonton merenungkan kerentanan sistem politik modern .