
Else
Else (2025) Anx dan Cass, dua orang asing dengan kepribadian yang berbeda — Anx yang introvert dan Cass yang penuh percaya diri — secara kebetulan bertemu dan menghabiskan malam bersama di apartemen Anx di tengah kota Paris. Belum lama mereka bersatu, sebuah epidemi aneh menyebar dengan cepat: orang-orang mulai “menyatu” secara harfiah dengan benda di sekitar mereka. Dunia di luar berubah menjadi tempat yang menakutkan, mendorong mereka berdua untuk tetap terkunci di dalam apartemen demi keselamatan.
Keterasingan yang awalnya terasa aman berubah menjadi mimpi buruk. Saat salah satu dari mereka mulai menunjukkan gejala infeksi, bentuk tubuh mereka perlahan menyatu dengan dinding, lantai, dan furnitur. Tubuh mereka tampak menjadi material yang melebur—seperti terjebak dalam semen atau selimut yang menutupi wajah—menciptakan horor yang tidak hanya visual tapi juga emosional .
Di tengah krisis ini, ikatan antara Anx dan Cass diuji—dari kemesraan awal hingga ketegangan akibat ketakutan dan kebutuhan saling bergantung. Film ini mengeksplorasi tema tentang kehilangan identitas diri dan menyerah pada “yang lain”, bahkan saat cinta bertumbuh. Pendekatan horror-fantasy-nya mendalam dan penuh makna, dengan dialog filosofis dan efek praktis yang menimbulkan rasa kagum sekaligus ngeri .
Else menutup kisahnya dengan sebuah klimaks yang grotesk namun memikat—sebuah perpaduan antara tubuh, objek, dan alam yang mendorong batas kenyataan menjadi eksperimen sinema yang mengguncang. Walaupun menantang secara naratif, film debut Thibault Emin ini dipuji sebagai karya “body horror” yang estetis dan filosofis, menawarkan pengalaman mendalam tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan dan satu sama lain.
0 Comments