Turn of the Tide: The Surreal Story of Rabo de Peixe

Turn of the Tide: The Surreal Story of Rabo de Peixe (2025) Pada Juni 2001, sebuah peristiwa yang hampir mustahil terjadi di desa nelayan Rabo de Peixe, pulau São Miguel, Kepulauan Azores, Portugal. Seorang nelayan tanpa sengaja menemukan banyak sekali paket‑terikat (bundles) di pesisir — yang belakangan diketahui adalah kokain dengan kemurnian sangat tinggi. Barang tersebut kira‑kira setara dengan ratusan kilogram, hingga ratusan juta euro jika dimasukkan ke dalam pasar narkoba.

Kedatangan “hadiah laut” ini segera mengguncang tatanan sosial desa yang sebelumnya tidak memiliki eksposur terhadap perdagangan dan penyalahgunaan narkoba dalam skala besar. Tanpa pemahaman tentang apa yang mereka temukan, beberapa warga justru mengira bahwa paket‑itu adalah bahan makanan ringan, tepung atau gula — digunakan dalam hal remeh seperti memasak ikan atau bahkan membuat garis di lapangan sepak bola. Akibatnya, dampak kesehatan muncul sangat cepat: rumah sakit dibanjiri pasien overdosis, dan kepanikan mulai menjalar.

Dokumenter ini tidak hanya mengisahkan peristiwa awal yang dramatis, tapi juga melacak bagaimana hal itu membentuk kehidupan masyarakat desa dalam jangka panjang. Ia memotret bagaimana trauma, ketergantungan narkoba, stigma sosial, serta intervensi aparat penegak hukum menjadi bagian dari memori kolektif. Banyak warga yang terpengaruh secara langsung maupun secara tak langsung — dari korban overdosis, respon medis darurat, hingga kisah‑kisah lokal yang mengambang di antara fakta dan mitos.

Akhirnya, “Turn of the Tide: The Surreal Story of Rabo de Peixe” menjadi refleksi — bukan hanya tentang satu insiden kriminal — tapi bagaimana sebuah komunitas kecil menemukan dirinya di persimpangan antara isolasi geografis, kesenjangan ekonomi, dan dampak global dari perdagangan narkoba. Dokumenter ini mengundang kita mempertanyakan: bagaimana sebuah masyarakat yang nyaris tak terlindungi menjadi sangat rentan saat terseok‑seok di arus luar kendali mereka, dan bagaimana mereka berusaha untuk bertahan, pulih, atau setidaknya memahami apa yang telah terjadi.

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *