Thus Spoke Kishibe Rohan: At a Confessional
Thus Spoke Kishibe Rohan: At a Confessional 2025 Rohan Kishibe, mangaka eksentrik dengan rasa ingin tahu tinggi, pergi ke Venice, Italia untuk meneliti elemen spiritual dan arsitektur gereja sebagai referensi untuk karyanya. Suatu hari, Rohan memasuki sebuah ruang pengakuan dosa (“confessional booth”) di dalam gereja, namun secara keliru ia masuk ke sisi pendeta, bukan ke sisi pengaku. Di sana, seorang pria bertopeng yang mengira Rohan sebagai imam mulai mengungkapkan sebuah kisah mengerikan tentang perbuatan lama dan kutukan yang menghantuinya.
Pria itu mengaku pernah secara tak sengaja membunuh seorang gelandangan, dan sejak saat itu hidupnya terusik oleh sebuah kutukan: “keputusasaan yang datang di puncak kebahagiaan.” Setiap kali ia merasakan bahagia, kutukan ini akan muncul dan meruntuhkan kebahagiaannya dengan cara yang ekstrem dan mengejutkan. Salah satu tantangan kutukan ini muncul dalam bentuk ujian yang aneh: pria itu harus melempar sereal-popcorn ke udara dan menangkapnya di mulutnya sebanyak tiga kali berturut-turut agar kutukan bisa diangkat; jika gagal, maka kehancuran besar menanti.
Sambil mendengarkan pengakuan ini, Rohan menggunakan kekuatannya—Heaven’s Door—untuk “membuka” ingatan pria tersebut dan melihat secara langsung kenangannya, termasuk momen-momen bahagia dan kesalahan fatal yang kemudian menjadi titik awal kutukan. Namun, seiring cerita berkembang, Rohan menyadari bahwa kutukan itu tidak hanya memengaruhi orang yang mengaku, tetapi bisa jadi berdampak juga pada dirinya sendiri—terutama ketika Rohan mulai mengalami kebahagiaan dalam kehidupannya sendiri, dan ketakutan akan kejatuhan emosional tiba secara tak terduga.
Di klimaks cerita, konflik antara harapan dan ketakutan memuncak. Pria yang dikutuk mencoba menghentikan acara pernikahan kebahagiaan anaknya—karena khawatir kebahagiaan itu akan menimbulkan kutukan—yang kemudian membawa konsekuensi tragis dan juga kelegaan emosional yang sulit dihadapi. Di sisi lain, Rohan, dengan semua pengamatan dan petualangannya, dihadapkan pada pertanyaan: apakah bahagia itu risiko yang layak diambil? Akhir film membawa penonton ke suasana yang penuh refleksi—antara keindahan, rasa takut kehilangan, dan kekuatan untuk menerima bahwa kebahagiaan sering kali datang bersamaan dengan kerentanan.

0 Comments